“Selamat pagi”
Itu isi SMS yang kubaca dengan mata setengah terbuka.
Aku mendelik kecil ke arah jendela, “ah sinar matahari saja masih enggan masuk”.
Dan kembali aku terlelap dalam tidurku yang nyenyak di akhir minggu ini.
-----------------------------------------------------------------
Alarmku berbunyi dan aku terbangun dengan kaget.
Aku menatap layar telepon genggamku. “Wah, sudah jam 10”.
Tak ada yang lebih menyenangkan selain berguling-guling di atas kasur di akhir minggu. Menurutku, hanya ada satu benda yang tak bisa lagi aku temukan di setiap pelosok bumi ini: tempat tidurku yang empuk. Senyaman apapun hotel yang ku sambangi, tak akan ada tempat tidur senyaman dan sehangat tempat tidur di rumahku ini. Ia tak harus mahal. Tak pula harus dibalut oleh selimut yang tebal dan bermotif cerah. Ia cukup membuatku hangat dan tanpa banyak usaha mampu memijat tubuhku yang lelah. Tempat tidur adalah satu alasan yang membuatku tetap ingin pulang ke rumah. Karena hanya di atas tempat tidur ini lah, aku merasa waras. Tak perlu mengingat tumpukan kerjaan yang ada. Cukup memejamkan mata dan dengan indahnya aku di bawa ke alam mimpi yang mempesona.
Ah. Aku baru ingat. Semalam aku bermimpi. Mimpinya cukup sederhana. Aku mendapatkan sms “Selamat pagi” darinya setelah 7 tahun tak ada sapa. Mimpi itu memang distraksi yang indah, kau tetap tersenyum mengingatnya walau kau tahu mereka hanyalah fana. Yah setidaknya, aku bisa tersenyum dengan tulus pagi ini. Sebentar, jam 10 masih dihitung pagi kan?
Hari ini aku harus pergi keluar rumah. Jalan-jalan saja tanpa arah. Tidak usah naik mobil pribadi. Cukup berjalan kaki. Sekali-kali naik angkot atau bis. Atau mungkin naik becak dan delman. Inilah salah satu cara agar aku tetap sadar dengan dunia nyata. 5 hari dalam 1 minggu, kerjaanku tidak jauh dari rapat, mengetik depan komputer, membuat presentasi, ngobrol-ngobrol palsu dengan bos, berusaha terlihat cerdas di depan klien demi memberikan kocekan lebih pada perusahaan. Ah! Dasar harta yang membuatmu buta! Hanya 2 hari dalam 1 minggu, aku bisa menjadi siapa yang aku mau, kemana aku mau, dan berpikir seperti apa yang aku mau.
Tanpa rencana apapun, aku menaiki bis yang ada di hadapanku. Jurusan Bogor-Depok. Warnanya coklat dan tidak ber-AC. Bisnya penuh. Tapi ada beberapa yang menarik perhatian. Di tempat duduk paling belakang ada pasangan yang memakai baju sama warna. Mereka pasti baru jadian (atau apapun lah itu namanya), makanya lagi kencan saja bajunya harus berwarna sama. Ah, pasti mereka lagi di mabuk asmara. Lalu mata secara tak sengaja berjalan ke sisi kanan, dimana ada pasangan yang sedang asyik in de hoy (dan kenapa pula harus di bis ini?) yang saling menatap mata dalam-dalam seakan sedang menyatakan cinta. Di belakang supir, ada sepasang kakek-nenek yang sedang berpegangan tangan. Ah manis sekali. Betapa bahagianya memiliki teman sampai tua. Kenapa pula aku disuguhkan tiga pemandangan penuh cinta ini hey? Sudahlah! Dan aku memilih untuk duduk di sisi kiri, paling pojok dekat jendela.
Aku membuka jendela disampingku lebar-lebar. Sambil menghirup udara, aku sedikit tersenyum dan bersyukur. “Setidaknya dalam 7 tahun ini, aku berhasil mengatasi perasaanku tentang kamu. Mungkin memang sudah saatnya”. Kali ini ucapan itu diiringi irama kemenangan. Bayangkan saudara-saudara! Setelah 7 tahun, baru pertama kali aku merasa sebebas ini. Tanpa ditemani bayang-bayang tentang dia dan bahkan tak ada rasa risau karena mimpi tadi pagi. Dia memang singgah di hidupku selama 4 tahun, dan aku akui ternyata untuk melupakannya butuh waktu hampir 2 kali lipat daripada waktuku bersamanya. Memori tentang dia itu seperti lagu yang sebenarnya bukan lagu kesukaanmu, tapi lagu tersebut terus-menerus berputar di kepalamu. Dimana secara tak sadar, kamu menyenandungkan lagu itu walau kamu tahu benar kamu tidak pernah benar-benar ingin menyanyikan lagu itu. Entah apa yang bisa membuat memori itu terus teringat, padahal kamu tak ingin lagi ia lekat.
Malam di saat dia menginap di rumahku. Pagi ketika ia tiba-tiba mengetuk pintu rumah sambil membawakan sarapan. Siang hari disaat hujan kita sengaja menaiki bis itu dan tak kunjung turun sampai akhirnya hujan selesai. Sore hari saat dia memaksaku pergi ke ujung kota dan menyaksikan matahari terbenam. Hari terakhir di bulan Januari ketika kamu akhirnya mau menyanyikan lagu True Love Waits dari Radiohead untukku. Atau perdebatan kami yang tak henti dalam menentukan lagu-lagu yang kami pilih dalam Ipod untuk kami berdua. Ah, betapa manis itu semua saat kamu masih menganggap aku satu-satunya.
Aku kembali tersenyum. “Sudah 7 tahun. Selamat tinggal, kamu. Semoga bayang-bayangmu di memori tak lagi menyisakan rasa pahit di hati.”
Tiba-tiba, telepon genggamku berbunyi. “Ah, siapa pula yang menelpon?”. Ku pandangi layar telepon genggamku dan aku tidak mengenal nomornya.
“Halo?”
“Hei!”
“Ini siapa ya?”
“Kamu terima smsku gak sih tadi?”
“Hm... Aduh ini siapa? Sms yang mana?”
“Yang isinya Selamat Pagi”.
SIALAN! Itu bukan mimpi!
Angka 7 tahun kini akan bertambah. Mau berapa tahun lagi kamu mau melubangi hatiku, sayang?
Ini sebenernya kamu ngomongin siapa sih yi? 7 tahun itu sepertinya sangat kamu sekali tapi masalah kerja di depan klien cuap-cuap bikin aku mikir, ini siapaaaa siiihhhh ini siappppaaahhhhh hoooiiiii
ReplyDelete*gak santeyyyy
hahhahahahhahaha
ini fiksi hoy!! walau terinspirasi dari masalah pribadi :|
ReplyDeletehahaha. kirain nyata, ternyata setelah baca komen yang atas ini fiksi yang terisnsiparsi, cie cie. keren keren. ditunggu yang lainnya ya. :D
ReplyDeleteoh iya, poto-potomu yang dipajang di blog ga jadi aku pake buat header, belum nemu yang pas. :p
@rizaldy: iyo gpp hehehe sampe nemuin yang bagus kalo mau pake, pake aja eaph hahaha :D
ReplyDeleteini pasti pandanganmu akan masa depan deh aku yakin
ReplyDelete@riki: sapa sih lo, gak usah sok tau!
ReplyDeletembak ayiii, aku berasa baca novel! baguuss >< mbak ga berencana bikin buku tuh?ciyeeh hehehe
ReplyDelete@pau: aaakkk makasih eaaaa xD
ReplyDeletewhoaa~ keren banget ini kenapa cuma ditaro disini (?) *0*
ReplyDeletecomment yuk http://intanemic.blogspot.com/2012/02/sekarang-jamannya-eksis-dengan-internet.html :D
@stranger: thx :)
ReplyDeleteaku jatuh cinta sama bahasamu :) visit and comment mine back ya :) http://immarocketeer.blogspot.com/2012/02/surat-ayah.html
ReplyDelete@immarocketeer: thx :)
ReplyDeletekeren sob :)
ReplyDeletegood luck :)
@outbond malang: thank you :)
ReplyDelete