Wednesday, September 29, 2010

Tunggu



my own photograph

Hey, kamu tahu ujung jalan itu?
Aku berjanji, ketika kamu tersesat dan tidak menemukan arah
Aku pasti berada disana.
Percayalah seperti kamu mempercayai bahwa langit selalu ada diatas sana dan tanah adalah yang kamu injak
Percayalah, aku akan ada disana.”

Dan disanalah, Lia mematung berdiri di ujung jalan. Bertahun-tahun menunggu kekasihnya datang.

Sunday, September 26, 2010

Diam


my own photograph

Kali ini aku hanya minta kamu untuk diam.
Mudah, bukan?
Kamu cukup duduk manis dan menutup mulutmu rapat-rapat.
Menunggu.
Dan biarkan kamu terus menunggu
Sampai kamu temukan jawabnya.

Saturday, September 25, 2010

Kebun Raya Bogor, Indonesia

Orang-orang Bogor hampir selalu beralasan: "Ada apa sih di Kebun Raya? Bosenin kali...". Ya mungkin memang bagi beberapa orang akan terasa membosankan, karena isinya memang pohon-pohon besar, kolam-kolam dengan bunga teratai besar, padang hijau yang luas, gasibu-gasibu kecil, dan jembatan-jembatan merah yang terlihat gagah (Kalo dipikir2 gak ngebosenin kan?). Sepertinya yang bikin gak betah itu bukan karena pemandangan disana, tapi karena namanya juga "Bogor Kota Hujan" (dimana sekarang perlahan-lahan berubah menjadi "Bogor Kota Angkot"), Kebun Raya kadang terlihat becek dan mungkin membuat pengunjung tidak terlalu nyaman.

Tetapi bagi saya, entah kenapa Kebun Raya itu menenangkan (tentu saja mengunjunginya pada saat yang tepat: jangan hari Sabtu/Minggu, banyak pengunjung dan banyak sampah! Well, walau untungnya Sabtu kali ini tidak begitu ramai). Pohon-pohon yang rindang, kolam-kolam dengan berbagai tanaman disana, jalanan yang besar dan lurus, kursi-kursi taman yang membuat anda ingin terus duduk disana, belum lagi gasibu-gasibu yang membuat kita tertidur. Oh ya, jangan lupa padang hijaunya yang luas! Oh, saya cinta Kebun Raya! ♥♥ (unyu mode: on)

Nah ini dia hasil keisengan saya Sabtu pagi ketika mengunjungi Kebun Raya Bogor. Sayang bunga teratainya lagi gak mekar dan gak dapet gambar kodok :(. Dan sejauh mata memandang hanya ada pasangan-pasangan yang sedang dimabuk asmara (lengket banget kaya perangko), sedangkan saya sendirian, bawa kamera, duduk2 di pinggir kolam sambil nunggu kupu-kupu atau kodok lewat. Hahaha. *tertawa miris*












Btw, saya masih penasaran banget sama Taman Bunga Nusantara di Puncak. Yah, namanya juga taman bunga, pasti lebih banyak bunganya daripada di Kebun Raya. Cuman masalahnya di Puncaknya itu, gak mungkin kesana gak pake macet. Dan siapa pula yang suka sama macet... Huff.

Friday, September 24, 2010

Interpretive Dance

Another photo shoot with Diah (senior high school friend). And I just notice that I had a lot of photo shoot at Kebun Raya! Hahaha, i can't find any good spots for having photo shoot in Bogor, so it's just back to the basic: Kebun Raya, over and over again. Haha.

Anyway, enjoy these photos. I hope you understand what I'm trying to deliver in these photos :)

Current songs: Akhir Dunia by Padi.



"Saat langkahmu terhenti, dan gelap... Menyelimuti hatimu..."


"Saat jiwamu meredup... Saat kegelapan menyelimutimu... "


"Terhimpit diantara hitam putih kehidupan... "


"Sebelum kau terhanyut, deras arus kehidupan... "


"Begitupun adanya kepingan makna dirimu.."


"...Yang terserak diantara lembaran kisah hidupmu"


"Sebaiknya kini engkau mulai berenang.."


"Sisakan satu ruang untuk bercermin... "


"Jangan pernah berhenti mengejar, semua mimpimu"


"Karena ini bukanlah sebuah akhir dunia..."

Tuesday, September 21, 2010

Her

She is Natalia Maria Margareth. A good friend (since I forced her to be my model) :p

By the way, I love the way she stares to the camera.




PS. another photo shoot with Natalia Maria Margareth: She Goes and Falls in Love and Dreamy Land.

Sunday, September 19, 2010

Tanjung Lesung, Ujung Kulon, Indonesia

Setelah melihat-lihat ke postingan masa lalu saya, ternyata ada beberapa trip perjalanan saya yang tidak dilengkapi oleh cerita dimana saya hanya memperlihatkan kumpulan foto-foto yang saya didapat disana. Salah satu postingan tersebut adanya trip saya ke Pantai Tanjung Lesung, Ujung Kulon. Oke, jadi saya akan mulai bercerita tentang trip saya kesana.

Kepergian saya ke Tanjung Lesung jatuh pada hari ke-2 Hari Raya Idul Fitri dikarenakan saya lagi-lagi tidak mudik ke Surabaya. Saya hanya pergi bersama dengan Ibu dan Bapak saya, karena kakak saya harus mudik ke Mertua di Pekalongan. Karena tidak mudik dan kesepian karena isi rumah hanya bertiga, maka kami menentukan untuk sedikit berliburan ke Pantai Tanjung Lesung, Ujung Kulon.

Keberangkatan kami kali ini cukup spontan. Tidak banyak melakukan pencarian di Google mengenai penginapan atau kondisi jalanan menuju ke sana. Kami berangkat begitu saja dengan pengetahuan tentang rute kesana. Kami pikir tidak akan terlalu banyak bertemu kemacetan karena akan terus-terusan masuk jalur tol. Dari Bogor masuk ke Jakarta, lalu ke arah Serang, Banten, Pandeglang, dan sampai di Tanjung Lesung. Kami juga hanya memperkirakan akan menghabiskan waktu 6 jam saja untuk sampai kesana.

Ternyata, perjalanan yang kami tempuh memakan waktu 8 jam. Kami berangkat dari Bogor sekitar pukul 08.00 dan kami tiba di Tanjung Lesung pukul 16.00. Sekitar pukul 14.00, kami sempat beristirahat di Masjid Raya Pandeglang untuk makan siang dan sholat. Jujur saja perjalanan ini diluar ekspektasi saya dan keluarga, tetapi bersyukur sekali di perjalanan kami hanya menemukan sedikit kemacetan. Kondisi jalan menuju kesana pun sangat baik, banyak penunjuk jalan yang mengarahkan kami ke Tanjung Lesung sehingga tidak usah takut tersesat dalam perjalanan menuju kesana.

Sesampainya di Tanjung Lesung, kami tentu saja mencari penginapan. Penginapan pertama yang kami temukan terletak di dalam kawasan Tanjung Lesung Resort, harga kamar untuk permalamnya sangat mahal dan membuat saya dan keluarga memutuskan untuk mencari penginapan lain. Akhirnya saya mencari penginapan lain, yang masih berada didalam kawasan Tanjung Lesung Resort kalau tidak salah nama penginapannya Blue Fish Hotel (seingat saya), harga permalamnya Rp 800.000 namun karena pada saat itu Hotel ini masih termasuk baru ada beberapa fasilitas yang saya rasa masih kurang dan harganya pun saya dan keluarga kurang sreg.

Akhirnya saya dan keluarga memutuskan untuk keluar dari kawasan Resort Tanjung Lesung. Saya menemukan satu penginapan yang lokasinya benar-benar di bibir pantai dan bisa menyaksikan matahari terbenam disana. Kalau tidak salah namanya Marina Inn (semacam itu), namun penginapan ini agak gelap dan kurang tertata, saya lupa harga permalamnya berapa karena setelah melihat kondisinya yang kurang enak, maka saya dan orang tua memutuskan untuk mencari penginapan lain. Tetapi sebelum pergi, saya memutuskan untuk mengambil beberapa foto senja disana karena lokasinya sangat tepat dan indah.


Senja di Tanjung Lesung


Alhamdulillah sekali, saya dan keluarga menemukan penginapan yang murah dan bersih. Jujur saja saya sudah lupa nama penginapan ini, dulu saya pernah memotret plang penginapan ini tapi hilang entah kemana. Penginapan ini terletak di dekat kantor Polisi Tanjung Lesung, dekat sekali pokoknya. Pemilik penginapan ini adalah orang Belanda yang ogah diajak berbicara bahasa Inggris, padahal mendengar beliau berbicara dalam bahasa Indonesia pun kurang jelas, tetapi kami dibantu oleh satpam penginapan yang merupakan orang lokal. Harga penginapan ini cukup murah. Dengan tarif Rp 250.000, kami mendapatkan fasilitas 1 ruangan non ac yang terdiri dari ruang TV, dapur, lemari dengan isi handuk, dua kamar tidur (queen size dan single bed), dan 1 kamar mandi. Kalau tidak salah masih banyak pilihan kamar lain yang ber-AC dan menyediakan TV kabel, tapi lagi-lagi saya ternyata lupa mengenai pricelist penginapan ini. Dan tentu saja saya dan keluarga menginap di penginapan ini.

Keesokan harinya, saya dan keluarga menentukan untuk mencari Masjid terdekat untuk melaksanakan sholat shubuh disana dan sekedar ingin melihat pemandangan di pagi hari. Kami keluar penginapan terlalu awal dan keadaan masih gelap. Akhirnya kami sedikit menghabiskan waktu mengobrol dengan penduduk sekitar yang juga melaksanakan sholat shubuh di masjid ini. Sekitar pukul 05.30, akhirnya saya bisa mengambil beberapa foto sunrise dan ibu serta ayah saya asyik berjogging dipinggir jalan. Udara pagi itu sangat sejuk, jalanan pun masih begitu sepi.


Matahari Terbit di Tanjung Lesung


Setelah asyik mengambil foto dan menemani orang tua saya jogging di pagi hari. Kami masuk kembali ke Tanjung Resort dan mengunjungi Pantai Bodur dengan biaya masuk untuk mobil Rp 20.000. Kebetulan hari itu sangat cerah dengan langit yang sangat biru. Pasirnya tidak terlalu putih, namun tetap mengagumkan.




Suasana di Pantai Bodur


Setelah bermain air dan mengambil beberapa foto di Pantai Bodur, saya dan keluarga tidak sabar untuk mengunjungi Pantai Tanjung Lesung. Pantai Tanjung Lesung ini lokasinya berada di dalam kawasan resort dan untuk masuk ke wilayah Pantai Tanjung Lesung harus membayar sebesar Rp 50.000. Iya, memang mahal. Tapi yasudah, mau bagaimana lagi daripada tidak masuk kesana.

Alhamdulillah pantai Tanjung Lesung hari itu termasuk sepi. Saya dan keluarga menikmati pantai Tanjung Lesung seperti pantai milik pribadi. Pantai Tanjung Lesung ini pantainya tidak besar, sangat kecil bahkan. Pasirnya tidak benar-benar putih, namun tidak juga kecoklatan. Airnya sangat bersih dan membuat anda bisa melihat terumbu karang di dasarnya. Di Pantai Tanjung Lesung juga terdapat jembatan yang panjang dan membuat kami lebih leluasa untuk melihat terumbu karang di dasarnya. Pantai Tanjung Lesung sangat indah dan hangat.... Dan dari jembatan ini pula saya bisa menyaksikan Anak Krakatau





Pemandangan di Pantai Tanjung Lesung


Pantai Tanjung Lesung menyediakan berbagai fasilitas dari sewa sepada, banana boat, dll. Saya tidak tahu hargany karena hari itu sangat sepi dan saya pun hari itu tidak terlalu tertarik untuk melakukan aktifitas tersebut. Saya hanya mengambil foto dan mengobrol dengan orang tua di pinggir pantai. Menyenangkan.
Setelah puas menikmati suasana pantai, saya dan keluarga memutuskan untuk pulang. Di dalam perjalanan, saya mengusulkan untung mengambil arah ke Pantai Carita sehingga dalam perjalanan pulang kami bisa melewati beberapa pantai di sekitar sana. Orang tua saya pun setuju, karena kami hanya ingin melintas disana. Tetapi sesampainya disana akhirnya kita menentukan untuk berhenti dan makan siang sambil menemani saya mengambil beberapa foto disana.


Pantai Karang Bolong


Oh ya sebelum sampai di daerah Pantai Anyer, saya dan orang tua saya sempat berhenti di masjid dan menemukan industri disini. Karena cuaca hari itu sangat cerah, maka kami memutuskan untuk mengambil beberapa foto disana.



Tips bagi anda yang ingin berlibur ke Pantai Tanjung Lesung:
  1. Pantai Tanjung Lesung masih sangat sepi. Seingat saya tidak ada ATM disekitar Tanjung Lesung. Tapi untuk warung makan sudah banyak tersedia.
  2. Akan lebih baik apabila anda berwisata dengan kelompok besar. Pertama, apabila anda ingin menginap di resort bisa sangat menekan harga dengan kelompok besar.
  3. Sebenarnya beberapa jam dari Tanjung Lesung anda bisa mengunjungi Pulau Umang yang konon sangat indah, bagi anda yang masih memiliki waktu luang bisa menyempatkan untuk datang kesana.
  4. Lokasi Pantai Tanjung Lesung tidak dibuat untuk menikmati ombak yang besar, jadi jangan berharap untuk surfing disini.
  5. Jangan lupa untuk mengabadikan senja di Tanjung Lesung karena senja di Tanjung Lesung sangat indah.
  6. Apabila kebetulan arah perjalanan pulang anda sama seperti saya, makan akan lebih asyik apabila anda juga memilih rute yang sama dengan melintasi pantai anyer, carita, karang bolong,dll.

Friday, September 17, 2010

Best Friends

Mereka mungkin tidak selalu berada di sisi saya. Mereka mungkin tidak selalu menjadi orang-orang yang menjadi tempat saya berbagi cerita. Mereka mungkin bukan orang-orang yang terus-menerus membuat saya bahagia dan tertawa. Mereka mungkin bukan orang-orang yang senang mengirimkan sms setiap harinya, menanyakan kabar seperti: “Apa kabar?”, “Oi, udah sampe kampus?”, “Woy, makan malem yuk”. Mereka mungkin bukan orang-orang yang sering menghabiskan waktu begitu lama dengan saya. Mereka mungkin bukan orang-orang yang sering hang-out bareng dengan saya di malam minggu. Mereka jauh, terpisah dalam angka berpuluh-puluh bahkan beribu-ribu kilometer.

Tapi,

Mereka adalah orang-orang yang saya selalu percaya. Mereka adalah orang-orang yang selalu saya rindu setiap hari. Mereka adalah orang-orang dalam tiap kesempatan saya harap mereka ada. Mereka adalah orang-orang yang membuat saya selalu bisa membuang rasa sedih dan mengubahnya menjadi rasa bahagia. Mereka adalah orang-orang yang membuat saya bisa tertawa begitu lepas dan menangis begitu kencang. Mereka adalah orang-orang yang paling mengerti candaan-candaan saya yang jayus dan gak penting. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar tahu saya seperti apa. Mereka adalah orang-orang yang begitu mudah mencela saya akan sifat buruk saya, tetapi tidak membuat saya tersinggung sama sekali. Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah menuntut saya sama sekali, karena mereka percaya saya.

Mereka selalu ada di dalam hati saya.

Merekalah, SAHABAT.

Terima kasih, Angga Setiawan Nugraha dan Sri Handayani.

Sudah bertahun-tahun kalian ada di satu bagian di hati ini, menjadi orang yang paling saya percaya dalam hidup, menjadi sahabat yang paling berarti dalam hidup saya.



Thursday, September 16, 2010

Alone



my own photograph

for most everybody, being alone means disaster.
and so sorry, for me, it's not.

I love to be alone in most time. I just don't really like spending too much time in crowd. Well, i never say i hate chillin' out with friends, i love it. But, being alone makes me free and i never feel sad just because I'm alone.

Monday, September 06, 2010

Perjalanan Lintas Pulau: Palembang














Only photos, no mood for story telling. Sorry.

Thursday, September 02, 2010

Life Goes On

my own photograph

Have you ever feel that everything you have done in your life is something useless? Or you already gave you best efforts to be success but the result wasn’t like the way you want it? And then you complain about yourself, your life, your choices, your priority? And in the end you blame all those situations that fucked up your life?

To be honest, I’ve been there.

I was really down and I chose to be a loner. I didn’t text my friend, i even didn’t get online to catch up something new from news and campus. I just felt like I really didn’t belong in this reality and everything in my life is a failure.

I locked up myself in my room. Did nothing.
My brain and heart was empty... and blank.

Somehow, my dad found out that I messed up. He asked me a lot; what’s wrong, what made me feel that way, bla bla bla, and all I answered was: “I don’t know, Dad... I just feel useless”. Then my dad said:

“Life goes on, Annisa... No matter how hard, how pathetic, or how difficult your life is, just think that God knows that you are the one that could cope with it. God gives you failure, because God knows that you are a tough person and you won’t stop just because one failure you made... Be strong, dear... You have to know that your life is a really long way to go... Just don’t give up..”


Yes, life goes on...

And I know I have to move on. I cannot live my life with complains and mourns. I have to live my life happily and positively. Just like one said: “One must work and dare if one really wants to live.

No matter how hard or how pathetic your life is, just do not ever think that your life is sucks.

Wednesday, September 01, 2010

Trust














A new lovey-dovey. My brother and his wife.

A part of you has grown in me
And so you see, it's you and me
Together forever and never apart,
Maybe in distance, but never in heart