Monday, August 30, 2010

My Own Room

I always love decorating rooms.

When i was in high school, i was really eager to take architect/product design/graphic design major. But then the fate twisted :p and took me to a majority that I had never understand before: International Relations. Back then, I didn’t know what International Relations is. I thought it was a majority that teach us how to speak english fluently, talk in a really polite way, and somehow become a diplomat. But now, I really love International Relations. I love history, i love economy (yea!), i love cultural studies, i love international law studies, even gender issues! Well, i also learn politics but i never really like it though :p. I never feel regret, even a little, for studying international relations.

Well, back to the main topic (i was talking about decorating rooms right? Haha).

However, my passion in decorating is never gone. Here in Jatinangor, I leave far away from parents and I have to stay alone in a room. I decorate my own room (since I cannot decorate others room). I wanna have a really cozy and comfortable room. I am trying to find a room that already painted in bright colors, something like white, pale yellow, light gray, etc. If I’m not mistaken, bright colors made our room looks bigger/wider. I also find a room that have enough ventilation and windows for a good circulation. And last, I don’t like small room. I have lot of things: bookshelf, bed, desk, , electric fan,, and don’t forget the all small things like frames, desk lamp, printer, and I even have a stove and rice cooker! That’s why I cannot rent a small room.

Anyway i just wanna stop this blabbers and show you my room (well that’s the point: i just wanna show you my room!). Here they are:



















Well how about you, do you like decorating rooms? :)

Tuesday, August 24, 2010

Adriana


my own photograph // please put my blog url if you use this picture.

Adalah seorang putri kerajaan, Adriana namanya.

Parasnya cantik; secantik namanya.

Kulitnya putih; mengingatkan pada boneka porselen yang halus pun mulus. Kulitnya sempurna tanpa cacat. Tak ada satupun warisan luka dari kenakalan masa kecilnya.

Jari-jarinya lentik. Kuku-kukunya rapih. Apapun yang disentuhnya sudah pasti akan merasakan kelembutan yang diberikan jari-jarinya.

Rambutnya panjang terurai. Warnanya hitam legam. Kekontrasan antara rambut dan warna kulitnya membuat wajahnya selalu terlihat bersinar.

Matanya bulat besar seperti almond. Bola matanya berwarna coklat gelap. Siapapun yang ditatapnya akan merasa luluh karena tatapannya begitu dalam. Bentuk alisnya pun sempurna.

Hidungnya bangir. Pipinya merah merona dan sedikit gemuk; membuat orang lain ingin mencubitnya lembut. Bibirnya kecil dan berwarna kemerahmudaan, dijamin setiap laki-laki ingin merasakannya.

Tubuhnya langsing. Pundaknya jenjang dan terlihat kokoh. Seluruh wanita di dunia pasti iri melihat bentuk pundaknya yang indah. Dadanya... Terlihat sangat proporsional dengan bentuk tubuhnya. Pinggulnya kecil, terlihat begitu mudah untuk dipeluk. Kakinya pun panjang dan langsing,

Adriana seorang putri yang sangat cantik.

Tapi, Adriana lumpuh sedari kecil. Ia hanya duduk diatas tempat tidurnya, menunggu perawatnya untuk memandikan dan mengurusnya.

Tidak ada pangeran berkuda putih yang menjemputnya.

Tidak ada nenek sihir yang dapat menyihir kakinya untuk bisa berjalan.

Tidak ada Ibu Peri yang akan membuatnya pergi ke pesta untuk berdansa bersama pangeran.

Dialah Putri Adriana. Cantik, namun lumpuh dan tanpa cerita indah apapun.

Dan kini seluruh anak perempuan di dunia bersedih. Karena putri Adriana tidak sesuai dengan kesempurnaan seorang putri yang selama ini mereka bayangkan.

Tuesday, August 17, 2010

Mengenang Luka

Now playing: Paranoid Android - Radiohead

Sephia sudah berjam-jam mengitari kota. Sephia dan mobilnya sudah sama-sama lelah. Ia berharap dapat sedikit berkontemplasi dalam kendaraan yang telah ia pakai selama 5 tahun lebih. Ada kalanya ia merasa mobilnya seperti rumahnya sendiri.
Sephia pernah menangis tersedu dalam mobilnya ketika hujan deras mengguyur kotanya. Sephia pernah bernyanyi dengan keras untuk mengungkapkan kekesalannya. Sephia pernah membawa mobilnya berlaju lebih dari 100 km/jam disebuah jalanan sepi karena menahan amarahnya. Sephia pernah bersamanya di dalam mobil ini, bercerita, mendengarkan lagu kesukaan bersama, bercanda, berdiskusi tentang teori konspirasi, postmodernisme, bahkan tentang seks. Sephia rindu dia. Sephia benci mengapa segala memori tentangnya begitu sulit untuk pergi. Mengapa seluruh memori indah itu dapat terangkum dalam mobil ini? Titik-titik air mulai turun perlahan di kaca mobil Sephia. Ia nyalakan wipernya dan memandang lurus ke depan. Kini hujan seperti mengamuk. Pandangannya tidak lagi fokus. Kadang ia secara jelas dapat melihat jalan didepannya, namun sedetik kemudian pandangannya blur dihalangi ribuan titik air yang ada di kaca mobilnya.
Wiper sialan!” sahut Sephia. Apa gunanya wiper ini kalau tidak dapat memberikan pandangan jelas secara permanen ketika hujan turun?! Kalian tahu cara kerja wiper bukan? Satu detik ia menyapu sekumpulan air yang menghalangi pandangan kita dan satu detik kemudian sekumpulan air itu kembali menghalangi pandangan kita. Begitulah cara kerjanya, dan wiper sama sekali tidak mampu untuk membuat pandangan kita bersih dari guyuran air secara permanen. Guyuran air itu akan ada lagi, lagi, dan lagi. Sephia menggerutu kesal. Kekesalannya pada wiper hanyalah pelampiasan atas kekesalannya pada diri sendiri. Titik-titik air diluar sana bukan menghujani mobilnya, tetapi hatinya. Seefektif apapun wiper itu bekerja, hatinya tetap diguyuri hujan. Ia tak akan bisa menghapus kesedihannya, airmatanya, memorinya... Luka itu akan tetap ada, sekalipun Sephia coba untuk menghapusnya. Luka itu tidak akan pernah berhenti untuk kembali ke permukaan... Sephia matikan wipernya. Meski dalam hujan yang deras, ia pikir ia tak butuh wiper hanya untuk menghilangkan lukanya. Ia akan terus berjalan tanpa bantuan wiper. Sephia memilih luka itu terus ada.
All pictures above are taken by Annisa Utami Seminar

Saturday, August 14, 2010

So True


Taken by me

"It's hard to make a decision,
when you're too tired to hold on
but you're too in love to let go..."
@ihatequotes