Friday, October 09, 2009

Senyum dan Syukur



Catching Smiles - Nathalia Maria Margareth

Bisakah kita semua menyadari bahwa senyum dan bersyukur merupakan suatu hal yang sangat mudah?

Sangat wajar sebagai manusia dengan hawa nafsu yang diberikan oleh Tuhan, sulit untuk menahan segala luapan emosinya. Kadang manusia begitu mudahnya meluapkan emosinya dengan sekedar memberikan wajah yang masam, mendiamkan si lawan main, membentak-bentak, memukul-mukul benda, berteriak sangat kencang, dan lain sebagainya? Bagi beberapa orang, mereka berpikir bahwa seperti itulah cara mereka meluapkan emosinya dan mereka akan merasa lebih lega dengan melakukan hal tersebut. Namun, bukankah Tuhan juga memberikan akal -yang merupakan anugerah terbesar bagi semua insan- agar dapat berpikir lebih jernih?

Ketika kita semua merasa tidak ada sokongan, tidak ada sesuatu hal yang membuat semangatmu kembali, tidak ada yang mampu mengerti bagaimana kondisi jiwa kita sendiri, mari sejenak pikirkan bersama bahwa kita semua hanya tinggal tersenyum dan mengucap kata syukur.

Saat anda merasa emosi telah menguasai anda, tariklah nafas anda dalam-dalam sambil memejamkan mata. Lalu saat anda akan membuka mata, gerakkan lah bibirmu 3 cm ke kanan dan 3 cm ke kiri, buka bibir anda setidaknya 2 cm agar gigi putih anda terlihat berseri. Senyum akan sangat mengobati suasana hati anda. Lalu jangan pernah lupa, anda diciptakan oleh Tuhan dan artinya yang paling mengerti diri anda adalah Tuhan dan diri anda sendiri. Maka ucapkanlah kata syukur setelah anda tersenyum. Ingat bahwasanya yang mampu mengendalikan emosi anda adalah diri anda sendiri.

Selamat tersenyum dan bersyukur :)

Tuesday, October 06, 2009

Pantai



Pulau Bidadari (September, 2009)
Taken by me

Siapa yang tak mengagumi keindahannya? Ketika birunya air, cerahnya langit, dan putihnya pasir saling bertaut dalam satu horizon. Teriknya matahari menambah suasana keceriaan yang dibawa olehnya. Angin sejuknya menyapa tubuh dan mengelus rambut dengan lembut, seakan angin sedang menyapa tiap insan yang menikmati keindahannya. Belum lagi suara ombaknya yang berderu, seperti menenangkan jiwa-jiwa yang ada di sana.

Saya selalu mengagumi pantai. Entah mengapa, pantai seperti memiliki daya tarik tersendiri di mata saya. Saya juga mengagumi gunung, mengagumi air terjun dengan suara percikan airnya, mengagumi hutan dengan kicauan burung-burung yang ada disana, tetapi pantai? Ternyata ia mampu menarik tangan dan mata saya untuk menangkap keindahannya melalui kamera.

Semua manusia tahu, bahwa pantai merupakan sebuah objek wisata. Dengan fungsi itu, sudah pasti keindahan adalah suatu aset baginya. Tetapi sekarang pantai tak lagi dikenal dengan keindahannya. Di tepiannya sering ditemukan bungkus-bungkus detergen yang mengambang atau sandal jepit yang sudah putus. Tak jarang ketika kita ingin menghirup bau airnya, justru tercium bau diesel dari boat yang beroperasi disana. Akhirnya, pencinta pantai yang berada disana pulang dengan kecewa. Keindahan tak lagi menjadi identitas sebuah pantai.

Sungguh malang si pantai, dapatkah ia menunjukkan lagi keindahan yang dimilikinya?

P.S. NEXT DESTINATION: Batu Karas & Karimun Jawa! :)

Monday, October 05, 2009

Jejak Sejarah: Kepulauan Seribu

Tahun ini liburan lebaran saya tidak diisi dengan mudik ke kampung halaman saya, Surabaya. Bukannya tidak ingin mudik, tapi karena beberapa bulan yang lalu saya dan keluarga sudah sempat berkunjung ke Surabaya, jadi lebih baik kali ini tidak melancong ke sana.

Saya dan Ibu saya berpikir untuk mengisi liburan lebaran kali ini dengan jalan-jalan. Ke suatu tempat wisata yang belum pernah kami kunjungi. Saya mengusulkan untuk ke Pantai Batu Karas, Pangandaran namun Ibu saya memprediksi tentang kemacetan yang akan kita hadapi dan Ibu saya inginnya tidak usah menginap. Karena saya ini pecinta berat pantai, saya agak kecewa mana ada pantai yang dekat dan tidak usah menginap? Kalaupun dipaksakan menginap, pasti akan sangat kelelahan, terutama supirnya. Dan, pantai terdekat dari Bogor itu sudah jelas adalah Ancol. Tapi apa yang bisa kita harapkan dari sebuah pantai di Ancol? Kotor, cek. Bau, cek. Banyak sampah, cek. Sampai akhirnya saya mencari di Google dengan keyword: Pulau Onrust.

Suatu saat, saya pernah tahu mengenai Pulau Onrust yang lokasinya berada di kepulauan 1000. Dijelaskan bahwa Pulau Onrust merupakan pulau yang sering berganti-ganti fungsinya pada masa zaman penjajahan dahulu. Dan masih banyak puing-puing yang tertinggal di Pulau Onrust ini. Karena lokasinya di kepulauan 1000, maka saya pikir mungkin akan menyenangkan apabila bertandang ke pulau-pulau lain di sekitar Pulau Onrust. Ternyata, setelah membaca begitu banyak artikel tentang pulau Onrust dan kepulauan 1000, Pulau Onrust tidak bisa disebut sebagai pulau yang dapat kita nikmati keindahannya karena hanya berisi puing-puing saja.

Akhirnya, saya menentukan untuk pergi ke pulau lain saja, yaitu Pulau Bidadari. Dari situs-situs tour&travel kepulauan 1000, memang masih ada pulau-pulau lain yang bisa kami datangi seperti Pulau Ayer, Pulau Putri, dll. Tapi karena paket ke Pulau Bidadari paling murah, maka saya menentukan untuk pergi kesana saja.

Kami berangkat pukul 05.30 wib dari Bogor, jalanan di Kota Jakarta sangat lengang dan membuat saya dan keluarga sampai pukul 06.30 di Dermaga Ancol. Kapal yang akan mengantarkan kami ke pulau Bidadari hanya berangkat pada pukul 13.00 dan kembali pada pukul 16.00. Perjalanan dari dermaga ke Pulau Bidadari hanya memakan waktu selama 1 jam, karena Pulau Bidadari adalah Pulau yang paling dekat dibanding pulau-pulau lain di Kepulauan 1000.







Saya dan Orang Tua di Pulau Bidadari


Sesampainya disana, saya dijelaskan oleh tour guide bahwa kegiatan di Pulau Bidadari hanyalah jetski (untuk olahrga air), tidak bisa snorkeling karena airnya kurang jernih, lalu ada kegiatan-kegiatan lain seperti tenis, basket, dll yang sebenarnya menurut saya sangat membosankan. Intinya ternyata kegiatan disini tidak terlalu banyak. Berjalan mengelilingi pulau dan menikmati indahnya pantai adalah hal yang paling bisa dilakukan disini.


Kemudian saya dan keluarga memutuskan untuk mampir di Pulau Onrust. Untuk ke Pulau Onrust, kami masih harus menyewa kapal lagi. Saya lupa harus bayar berapa, tapi hitungannya termasuk mahal. Jaraknya juga tidak terlalu jauh.









Beberapa runtuhan di Pulau Onrust


Sesampainya di Pulau Onrust, tempatnya agak kurang bersih. Banyak sampah dan anjing disana. Membuat para pendatang tidak terlalu nyaman untuk duduk-duduk atau berlama-lama disana. Banyak sisa-sisa bangunan di pulau ini yang sedikit memberikan kesan mistis. Dan di pulau ini juga tersedia museum yang menceritakan sejarah dari Pulau Onrust. Seperti yang saya katakan di awal, Pulau Onrust ini sering berganti-ganti fungsi. Pulau Onrust pernah menjadi tempat karantina jama’ah haji, rumah sakit, tempat persinggahan, galangan kapal bahkan penjara. Di museum ini juga diceritakan bahwa Pulau Onrust pernah hancur akibat ledakan Gunung Krakatau.

Mengapa namanya Pulau Onrust? Onrust ini merupakan Bahasa Belanda, yang artinya tidak pernah beristirahat. Karena pada awalnya Pulau Onrust ini ditemukan, pulau ini terus-terusan ramai karena adanya kapal-kapal yang datang dan beroperasi di Jayakarta.

Seperti itulah kira-kira cerita Pulau Onrust. Saya tidak berkunjung ke pulau-pulau lain karena masalah biaya. Untuk anda yang mengharapkan liburan ke pantai yang mengasyikkan mungkin ini bukan pilihan, tapi apabila anda penasaran dan ingin datang kesini. Cobalah, setidaknya dapat memperluas cakrawala kita tentang sejarah Indonesia.

Sunday, October 04, 2009

Sakit Gigi


"...daripada sakit hati
lebih baik sakit gigi ini..."


Itulah salah satu penggal lirik lagu bertajuk Sakit Gigi yang dinyanyikan oleh Meggy Z. Saat itu, lagu dan penyanyinya begitu populer di kalangan masyarakat Indonesia akibat mood lagu tersebut yang begitu mellow dan sepenggal liriknya yang sedikit nyeleneh.

Tapi benarkah sakit gigi lebih baik daripada sakit hati? Demi menumpas kejahatan dan segala bentuk penjajahan yang telah dilakukan oleh para penghisap uang di luar sana dan dengan semangat yang sangat membara ini, saya serukan bahwa SAKIT GIGI ITU NYIKSA HOI!

Jadi begini ceritanya, beberapa bulan yang lalu saya dan keluarga bertandang ke Pekalongan untuk melakukan lamaran terhadap Calon Istri Kakak saya. Disana saya betul-betul didandani dan merupakan pemandangan yang ajaib ketika melihat saya memakai kebaya dan make-up (Ya, karena saya jarang sekali mau terlihat sangat wanita). Akhirnya setelah acara lamaran selesai tentu saja sesi foto tidak dapat dihindari!! Jepret sana, jepret sini. Taraaa!! Tiba-tiba Ibunda memberikan komentar terhadap senyum anak gadis satu-satunya di keluarga cemara (eh?), "Annisa, senyum kamu jelek ih! Giginya carang-carang gitu!!".

Saya malu, saya langsung berlari ke pematang sawah yang ada didekat sana dan menceburkan diri ke kubangan sapi terdekat.

Tidak. Tentu saja tidak saudara-saudara. Walau hati ini sakit dikatakan jelek oleh Ibunda tercinta, hati ini tetap hanya untuk Ibunda. Akhirnya saya bertanya dengan sangat halus, "Terus Mah, aku harus gimana? Namanya juga gigi caraang!". Dan akhirnya diajukanlah suatu proposal kepada Ayahanda untuk memakaikan kawat gigi di gigi saya yang carang-carang itu. Ayahanda hanya berkata, "Selama harganya masuk akal, Papa oke oke aja".

Lalu akhirnya terjadilah Petualangan Mencari Kawat Gigi. Setelah mencari kesana-sini demi mendapatkan HARGA TERMURAH untuk memasang kawat gigi, akhirnya saya dapet juga dokter gigi termurah. Dengan harga kawat gigi 2,5 juta dan atas rekomendasi tetangga saya di kompleks, akhirnya 2 hari yang lalu saya berjanjian dengan dokter gigi bernama Drg. Andre.

Setelah itu dimulailah suatu penyiksaan yang lebih kejam dari SAW 1,2,3, dan 4. Gila aja lo gw mangap 3 JAM. Duhelah. Kagak pernah deh gw mangap 3 jam! Mangap 3 jam, pake dipasangin gak tau deh apaan itu yang kotak-kotak warna abu-abu, terus ada kawat, terus dipasangin karet yang bisa warna-warni dan gw sempet merasa buta warna karena warnanya banyak yang mirip-mirip. Dan akhirnya, saya pake behel alias kawat gigi.

Pas dipake emang gak sakit, tapi pas udah makan, BEUUUH ngilunyaaaaaaaaaaaaa....!!! Gak tahan, belom lagi makan harus pelan-pelan, potongannya harus kecil-kecil biar gak nyelip ato lepas tu si bracketnya, setelah makan harus ngaca supaya gak malu pas senyum taunya ada cabe nyelip di kawat gigi, sakit gigi harus pelan-pelan, duuh gak gw banget tau gak siiih!!!

Ngilunya bukan main saudara-saudara, biar gak sakit gw cuman makan oatmeal atau bubur. Saya jadi gampang laper karena makannya dikit mulu, dan emang gak napsu makan. Padahal kalo liat makanan enak udah nafsu banget, tapi pas udah makan, langsung ilang napsunya. Ck ck ck.

Tapi mau apa lagi, kawat gigi udah dipasang, sudah terlanjur sudah. Kalo kata peribahasa mah, "Nasi sudah menjadi bubur". Yauda deh....

Nanti saya kasih poto saya pake behel, ternyata senyum saya lebih jelek dari sebelumnya. Dan ini dia potonya sudah ada:








Terima Kasih dan Sekian.

Thursday, October 01, 2009

Doa Untuk Mereka

Hari ini lagi-lagi Indonesia berduka. Kemarin sore, tepatnya 30 September 2009, pukul 17.16 wib terjadi gempa tektonik dengan kekuatan sebesar 7,6 skala richter. Gempa ini memakan hampir lebih dari 400 jiwa (tidak termasuk yang luka-luka dan sumber dari Metro TV). Kondisi terparah adalah di Pariaman, Sumatera Barat. Semenjak kemarin sore tidak ada henti-hentinya saya menonton streaming di metro tv dan update dari semua sumber informasi tentang pasca-gempa di Sumatera.

Saya sempat kalut karena salah satu teman dekat saya, Mabrur Fetri Ardi, masih berada di Padang dan rumahnya dekat dengan pusat gempa. Saya berkali-kali mencoba menghubungi telepon genggamnya, tapi apa daya, komunikasi disana sudah pasti terputus akibat bencana alam. Kira-kira pukul 23.00 WIB, Mabrur memberikan kabar kepada saya melalui nomer lain dan mengatakan bahwa ia dan keluarganya alhamdulillah baik-baik saja. Katanya disana hujan dan mati lampu. Semua orang berjaga-jaga apabila ada gempa susulan. Barusan saja, Mabrur kembali mengirimkan sms dan dia meminta doa dari kawan-kawan semua agar keadaan di Sumatera cepat pulih. Di lingkungan rumahnya, persediaan air sudah hampir habis dan ia juga mengharapkan agar bantuan cepat datang, karena banyak tetangganya disana yang butuh.

Banyak orang yang berbela sungkawa atas apa yang terjadi di Sumatera. Media massa dengan cepat membuka posko-posko untuk mengirimkan bantuan ke Sumatera. Alhamdulillah, masyarakat Indonesia masih banyak yang peduli dengan saudaranya. Termasuk maskapai penerbangan seperti Air Asia membagikan 148 tiket gratis. Tiket ini diperuntukkan orang yang ingin memberikan bantuan (TEMPO Interaktif, Jakarta).

Namun, banyak juga yang memanfaatkan kondisi ini. Salah satunya saya dapat dari status teman ibu saya:

Masih saja ada orang yang mencari keuntungan sementara saudara-saudaranya lain membutuhkan bantuan. Kita semua hanya bisa berdoa, Ya Allah lindungilah semua korban gempa disana. Amin.