Benci Buah Durian
Dari baunya, kulitnya yang berduri terus keras-keras gimana gitu, tekstur buahnya yang lembek, sampe rasanya pas masuk ke mulut dan dirasakan oleh lidah. Saya benci semuanya. Cuma dari bau aja rasanya udah mual parah, apalagi mau pegang dan nyicip? Gak deh! Jadi jangan pernah tiba-tiba ngasih hadiah yang ber"bau" Duren, misalnya dodol duren, ice cream duren, lapis legit rasa duren, bahkan sampai makanan favorit saya: udang terus tiba2 dikasih saus rasa duren, saya pasti bilang tidak!
Yogyakarta dan Surabaya
Saya lahir di luar negeri, sempet tinggal di Depok, terus sampe SMA di Bogor, eh kuliah nyangsang di Jatinangor. Lalu? Kenapa saya bisa milih Yogyakarta dan Surabaya dalam Random Fact ini? Yang jelas, Yogyakarta dan Surabaya adalah tempat penuh memori buat saya. Memorinya pun lebih banyak bahagianya daripada sedihnya. Yang saya ingat dari Yogya? Malioboro, McD Mall Malioboro, Kesasar cuman buat nyari ATM BRI doang, jauh-jauh ke Jogja malah cari DVD Bajakan di belakang Mall Malioboro, nyari kue moci gak dapet, dan nunggu entah berapa jam di Stasiun karena keabisan tiket sebelumnya. Dan bagaimana Surabaya? Terlalu banyak memori. Dan saya bisa pastikan kalau saya tidak akan pernah menolak untuk liburan ke Surabaya.
Warna-warni
Entah kenapa, saya gak bisa diem kalo udah liat banyak warna. Saya paling suka maenin warna. Saya temuin warna ini dan warna itu, kadang bukan kombinasi yang biasa. Pokoknya sering lebih ngutamain warna yang menurut saya: "Ini dia!". Misalnya, milih sepatu. Walau saya sebenernya suka warna ungu, tapi kalo saya ngeliat di sepatu itu ternyata coklat lebih cocok ya saya akan pilih coklat. Apalagi kalo lagi motret, saya lebih suka kalo banyak warna.
Gak Punya Twitter, Plurk, Tumblr, Myspace, dan jejaring sosial lainnya.
Saya itu cuma punya 3: Pertama, Facebook. Itu juga gara-gara banyak berita2 tentang kampus dan kuliah dari Facebook (bukan dari Facebooknya, dari temen2 di Facebook maksudnya) bahkan tugas mata kuliah aja ada di Facebook, kalo gak bikin ya gak dapet nilai dong gue, bisa berabe! Kedua, Blogspot. Saya buat ini gara-gara saya tertarik sama layout buat Blog aja, makanya saya lebih sering gonta-ganti layout daripada ngepost. Wkwkwk, tapi saya juga suka nulis makanya udah tahan 2 tahun nih blog :) Ketiga, DeviantArt. Cuma buat submit foto-foto saya aja dan gak terlalu aktif juga. Hehe, alasan? Pertama, saya gak liat ada gunanya juga bikin jejaring sosial sebanyak itu. Cukup satu aja dan yang emang ada manfaatnya :p. Kedua, gak pengen aja ikut mainstream, giliran pada bikin twitter ikutan bikin twitter, pada bikin plurk ikutan bikin plurk, pada bikin tumblr iya aja terus bikin tumblr, sayangnya saya gak kaya gitu. Pasti ngeliat efektifnya aja kalau saya mah. Wkwkwk.
Nyanyi Fals Sambil Ketawa-ketawa
Kata temen-temen yang suka nginep di kosan saya, saya kalau tidur suka ngigo. Tapi ngigonya bukan meracau gak jelas, tapi nyanyi2 sambil ketawa-ketawa dikit. Sebenernya saya sempet kaget, tapi kata temen saya berani sumpah kalo dia gak boong. Katanya waktu itu saya nyanyi lagunya D'Massiv yang ada dan kamu dan kamunya, terus ada ketawa-ketawanya dikit. Dan saya ngerasa aneh dengan kebiasaan menyanyi dan tertawa dalam ngigau itu. Tapi ya sudah, ternyata itu tidak kejadian satu-dua kali saja. Lebih dari itu. Oh men, ada yang tau itu penyakit macam apa?
Yah inilah tulisan sampah lain. Terima Kasih Atas Perhatiannya.
Saturday, January 30, 2010
Friday, January 29, 2010
2010 Movies!!
MUST SEEN MOVIES IN 2010!!!
THE WOLFMAN
Theatrical Release: 12th of February, 2010
Mengapa? Setidaknya bentuk WOLFMAN di film ini akan lebih baik daripada dalam Sekuel New Moon :). Dan tentu saja bukan masalah percintaan pelik antara manusia abadi penghisap darah-manusia normal-manusia setengah serigala (walau saya bener-bener suka novelnya, tapi filmnya malah membuat muak!).
SHUTTER ISLANDS
Theatrical Release: 19th of February, 2010
Mengapa? Lihat saja duet sutradara dan pemeran utamanya: Martin Scorsese dan Leonardo Di Caprio. Sudah tidak diragukan lagi film-film Martin Scorsese sangat digandrungi oleh banyak orang, apalagi dengan adanya Leonardo Di Caprio yang seperti di-anakemas-kan oleh Martin Scorsese untuk memainkan peran-peran bagus dalam filmnya. Sudah pasti Shutter Islands menjadi salah satu tontonan yang paling saya tunggu pada bulan Februari!
ALICE IN WONDERLAND
Theatrical Release: 5th of March, 2010
Mengapa? Selain ada Johny Depp yang selalu membuat saya tertarik untuk menyaksikan setiap peran-peran aneh yang diambilnya dalam sebuah film, film ini adalah karya Tim Burton! Dan siapakah yang tidak tahu Tim Burton? Kalau anda tidak tahu, sebaiknya segara ketik "Tim Burton" dalam search engine anda alias Mbah Google, dan segera tonton semua karyanya!
REPO MEN
Theatrical Release: 2nd of April, 2010
Mengapa? Karena yang main Jude Law. Udah itu aja, beneran deh siapa yang bilang Jude Law gak ganteng? Apalagi dengan british-accentnya itu :D :D :D
IRON MAN 2
Theatrical Release: 7th of May, 2010
Mengapa? Tentunya, saya sudah menonton IRON MAN 1 dan tidak ingin ketinggalan dong untuk menonton sekuel berikutnya. Menurut saya, IRON MAN adalah bentuk super-hero yang lebih realistis dibandingkan dengan Superman ataupun Spiderman. Iron Man adalah hasil pemikiran Tony Stark dan dikolaborasikan dengan teknologi yang sudah maju pula. Jadi, saya lebih menantikannya dibandingkan Superman ataupun Spiderman.
SHREK FOREVER AFTER
Theatrical Release: 21st of May, 2010
Mengapa? Saya yakin kita semua cinta SHREK! Kartun yang tidak menyentuh tentang putri dan pangeran yang cantik, malah menceritakan OGRE alias makhluk hijau jelek yang saling mencintai. Sangat menarik untuk ditonton!
PRINCE OF PERSIA: THE SANDS OF TIME
Theatrical Release: 28th of May, 2010
Mengapa? Nah ini dia salah satu hasil kerjaannya si Walt Disney. Sebenernya saya gak tau ini ceritanya tentang apaan. Cuman kan ini katanya diadaptasi dari game bukan? Jadi pengen nontonlah, apalagi kalo hasilnya Walt Disney sih mustinya tidak begitu mengecewakan. Dan dari judulnya saja, "Prince" berarti sudah pasti cinta-cintaan dan ada "Princessnya". Hahaha :D
TOY STORY 3
Theatrical Release: 16th of June, 2010
Mengapa? TOY STORY 1 saya tonton ketika saya masih SD dan menjadi sebuah film yang memorable karena nampak begitu keren apabila mainan kita ternyata bisa bergerak dan memiliki dunianya sendiri. Woody dan Buzz sudah pasti tidak akan mengecewakan kita dalam sekuel ketiganya. *Sebenernya udah bingung mau ngomong apa, soalnya gak mungkin aja ngelewatin TOY STORY :D
HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS
Theatrical Release: 19th of November, 2010
Mengapa? Sebagai penikmat Harry Potter tentu saja tidak akan melewati sekuel film ini. Apalagi ini adalah sekuel terakhir Harry Potter. Memang setiap kali menonton filmya ada rasa kecewa, karena filmnya tidak pernah mampu menggambarkan apa yang ditulis di dalam novel. Namun, rasanya sayang kalau harus melewatkan sekuel terakhir ini.
THE CHRONICLES OF THE NARNIA: THE VOYAGE OF THE DOWN TREADER
Theatrical Release: 10th of Desember, 2010
Mengapa? *sudah kehabisan kata-kata. Pokoknya saya pengen nonton. Pertama, Narnia begitu indah bagi saya. Jujur saya belum baca novelnya ;)) jadi ya sudah mendingan saya nonton aja sekuelnya. :D
Ah mungkin cukup segitu dulu, rada capek juga karena ternyata banyak banget yang pengen ditonton :D :D :D
Tuesday, January 26, 2010
Pantai Penuh Kesan: Pantai Santolo
Written by
Ayie
about
Beach,
Friends,
I heart Indonesia,
Photographs,
Traveling
Jujur, saya jarang merayakan tahun baru bersama teman-teman diluar rumah saya sendiri. Biasanya saya tidur-tiduran di depan TV menyaksikan acara-acara musik untuk menyambut tahun baru. Bukan, saya bukan tidak suka kegiatan perayaan, hanya saja saya kurang kreatif untuk memikirkan bagaiman seharusnya merayakan tahun baru. Tahun baru ya tahun yang baru. Tidak seperti ulang tahun saya, dimana saya kadang mengintrospeksi diri untuk diri saya sendiri di umur yang baru. Tahun baru bagi saya itu hanya menghitung berapa sih umur si dunia ini dalam hitungan masehi. Saya belum pernah mengalami sesuatu yang spesial di tahun baru.
Untuk menyambut tahun 2010, akhirnya saya punya acara bersama teman-teman saya. Karena kehidupan sebagai mahasiswa dipenuhi oleh tugas menumpuk dan minim senang-senang, saya mengusulkan untuk jalan-jalan ke suatu tempat. Pertama, saya mengusulkan ke Jogja. Tapi, setelah beberapa pertimbangan Jogja pasti menjadi salah satu tujuan untuk merayakan tahun baru dan kita ingin menghindari kemacetan ataupun keramaian yang berlebihan. Setelah banyak berdebat, akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke Pantai Santolo, Pameungpeuk, Garut.
Berbekal ke-soktahu-an, saya bilang disana ada penginapan, rute tidak terlalu sulit, jalan mulus, perjalanan tidak terlalu jauh, sampai akhirnya teman-teman setuju untuk pergi kesana. Kami memutuskan pergi dengan menggunakan mobil, tentu saja supir langganan kami Fahmi. Lalu para pengikut yaitu saya, Rei, Dewa, Roni, Solpamili, dan Alex.
Starting point kami tentu saja Jatinangor tercinta. Namanya juga anak muda, janjian pukul 07.00 datangnya jam 10.00. Saat sedang menunggu teman-teman saya dan Alex memutuskan untuk membeli beberapa peralatan untuk bakar-bakar di sana. Kami membeli jagung, sosis, bakso, dan beberapa saos pelengkap. Lalu kami membeli tungku pas-pasan yang murah harganya, tusuk sate, arang, minyak dan tentu saja kembang api. Tidak lupa membeli beberapa cemilan yang akan menemani kita dalam perjalanan. Dan lagi-lagi, namanya juga mahasiswa, setelah membeli ini-itu kami menghitung berapa biaya yang harus kita habiskan bersama.
Akhirnya pukul 10.00 pagi kami berangkat dari Jatinangor. Dalam mobil ini, yang tidak banyak pusing tentang rute hanya saya. Padahal saya sendiri belum pernah ke Pameungpeuk, jangankan Pameungpeuk ke Garut pun hanya sekali. Kami sempat tersasar sedikit-sedikit tapi tidak terlalu menghabiskan waktu. Banyak sekali penunjuk jalan yang membuat kami tidak kesulitan untuk mencari rute ke Pameungpeuk.
Dengan pengetahuan kami bahwa dari Jatinangor ke Garut hanya memakan waktu 1 jam. Kami semua sudah terlalu excited dengan memikirkan pantai yang akan kami lihat dalam waktu kurang lebih 3 jam lagi. Tapi ternyata, perjalanan ini sangat jauh. Ya, tidak sesuai seperti yang kami harapkan. Kami tertidur di mobil, kami juga menghabiskan cemilan yang sudah kami bawa, menonton film di mobil, sampai akhirnya kita kelaparan tapi ternyata sepanjang jalan kami kesulitan menemukan tempat makan, terutama setelah masuk ke daerah Pameungpeuk.
Jalanan menuju ke Pameungpeuk sangat sepi. Kami hanya menemukan 2-3 mobil di sepanjang perjalanan menuju Pameungpeuk. Kami mulai berpikir, “Apa sesepi itu ya Pantai Santolo?”. Tapi tentu saja hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami. Perjalanan menuju Pameungpeuk juga berliku-liku. Kami melewati bukit-bukit, naik-turun, kelak-kelok, mohon dicatat belokannya pun pendek-pendek dan sedikit membuat anda mual-mual.
Setelah perjalanan yang begitu panjang, akhirnya pukul 15.00 kami sampai di Pantai Santolo. Kami semua secara spontan langsung berteriak: “Itu pantainya......!”, seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. Ternyata Jatinangor-Pantai Santolo memakan waktu 5 jam. Memang tidak terlalu lama, tetapi tidak sesuai dengan apa yang ada di pikiran kami. Sesampainya di Santolo, kami langsung mencari tempat makan. Tanpa basa-basi kami langsung masuk ke rumah makan yang menyediakan seafood.
Sisa-sisa makanan para pelahap maut
Kami makan dengan begitu lahap, meminta tambahan sambal, nasi pun banyak dan ternyata harga makanannya mahal. Kami semua hanya geleng-geleng kepala, karena sambal pun dikenakan biaya. Tapi yasudahlah, makanannya juga sudah masuk ke perut. Ikhlaskan saja.
Setelah makan, kami mencari penginapan. Di sekitar pantai, hampir setiap rumah disana dipaksakan untuk menjadi penginapan. Ukurannya sangat kecil, kira-kira hanya 2x2, satu tempat tidur yang mungkin dari busa, satu bantal, lampu dengan cahaya yang sangat minim, kamar mandi luar dan dengan kisaran harga Rp 50.000-Rp 150.000.
Akhirnya kami mendapatkan satu penginapan yang agak jauh dari Pantai Santolo. Namanya "Citra Agung". Kamarnya yang kami sewa cukup luas dengan tarif Rp 225.000. Fasilitasnya: 1 tempat tidur King Size, 2 single bed, 1 TV, 1 kipas angin dan kamar mandi dalam! Kamar ini bisa menampung lebih dari tujuh orang. Dengan keterbatasan kami dalam masalah keuangan, kami menawar harga penginapan menjadi Rp 210.000, artinya setiap orang dalam kelompok kami hanya membayar Rp 30.000.
Ombak yang besar
Bermain di Pantai!
Setelah itu kami habiskan waktu dengan bermain di pantai dan menyaksikan sunset. Kami tidak henti-hentinya bermain air dan menerjang ombak yang cukup besar. Kami tertawa, saya mengambil beberapa foto, dan ada juga yang sedang memadu kasih. Setelah menyaksikan sunset, kami kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan beristirahat.
Waktu menunjukkan pukul 22.30 dan kami bersiap-siap untuk pesta bakar. Kami menyiapkan segala peralatan untuk bakar-bakar dan tentu saja dengan kembang api yang sudah kita beli sebelumnya. Kami juga membuat api unggun untuk menghangatkan malam yang berangin di Pantai Santolo.
Dan akhirnya kami melewati pukul 00.00 WIB di Pantai Santolo, Pameungpeuk, Garut bersama teman-teman terbaik yang pernah ada, ditemani api unggun, jagung-sosis-baso bakar, kembang api, desiran ombak, dan dinginnya pasir yang kami injak. Happy new year everyone!
Untuk menyambut tahun 2010, akhirnya saya punya acara bersama teman-teman saya. Karena kehidupan sebagai mahasiswa dipenuhi oleh tugas menumpuk dan minim senang-senang, saya mengusulkan untuk jalan-jalan ke suatu tempat. Pertama, saya mengusulkan ke Jogja. Tapi, setelah beberapa pertimbangan Jogja pasti menjadi salah satu tujuan untuk merayakan tahun baru dan kita ingin menghindari kemacetan ataupun keramaian yang berlebihan. Setelah banyak berdebat, akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke Pantai Santolo, Pameungpeuk, Garut.
Berbekal ke-soktahu-an, saya bilang disana ada penginapan, rute tidak terlalu sulit, jalan mulus, perjalanan tidak terlalu jauh, sampai akhirnya teman-teman setuju untuk pergi kesana. Kami memutuskan pergi dengan menggunakan mobil, tentu saja supir langganan kami Fahmi. Lalu para pengikut yaitu saya, Rei, Dewa, Roni, Solpamili, dan Alex.
Starting point kami tentu saja Jatinangor tercinta. Namanya juga anak muda, janjian pukul 07.00 datangnya jam 10.00. Saat sedang menunggu teman-teman saya dan Alex memutuskan untuk membeli beberapa peralatan untuk bakar-bakar di sana. Kami membeli jagung, sosis, bakso, dan beberapa saos pelengkap. Lalu kami membeli tungku pas-pasan yang murah harganya, tusuk sate, arang, minyak dan tentu saja kembang api. Tidak lupa membeli beberapa cemilan yang akan menemani kita dalam perjalanan. Dan lagi-lagi, namanya juga mahasiswa, setelah membeli ini-itu kami menghitung berapa biaya yang harus kita habiskan bersama.
Akhirnya pukul 10.00 pagi kami berangkat dari Jatinangor. Dalam mobil ini, yang tidak banyak pusing tentang rute hanya saya. Padahal saya sendiri belum pernah ke Pameungpeuk, jangankan Pameungpeuk ke Garut pun hanya sekali. Kami sempat tersasar sedikit-sedikit tapi tidak terlalu menghabiskan waktu. Banyak sekali penunjuk jalan yang membuat kami tidak kesulitan untuk mencari rute ke Pameungpeuk.
Dengan pengetahuan kami bahwa dari Jatinangor ke Garut hanya memakan waktu 1 jam. Kami semua sudah terlalu excited dengan memikirkan pantai yang akan kami lihat dalam waktu kurang lebih 3 jam lagi. Tapi ternyata, perjalanan ini sangat jauh. Ya, tidak sesuai seperti yang kami harapkan. Kami tertidur di mobil, kami juga menghabiskan cemilan yang sudah kami bawa, menonton film di mobil, sampai akhirnya kita kelaparan tapi ternyata sepanjang jalan kami kesulitan menemukan tempat makan, terutama setelah masuk ke daerah Pameungpeuk.
Jalanan menuju ke Pameungpeuk sangat sepi. Kami hanya menemukan 2-3 mobil di sepanjang perjalanan menuju Pameungpeuk. Kami mulai berpikir, “Apa sesepi itu ya Pantai Santolo?”. Tapi tentu saja hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami. Perjalanan menuju Pameungpeuk juga berliku-liku. Kami melewati bukit-bukit, naik-turun, kelak-kelok, mohon dicatat belokannya pun pendek-pendek dan sedikit membuat anda mual-mual.
Setelah perjalanan yang begitu panjang, akhirnya pukul 15.00 kami sampai di Pantai Santolo. Kami semua secara spontan langsung berteriak: “Itu pantainya......!”, seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. Ternyata Jatinangor-Pantai Santolo memakan waktu 5 jam. Memang tidak terlalu lama, tetapi tidak sesuai dengan apa yang ada di pikiran kami. Sesampainya di Santolo, kami langsung mencari tempat makan. Tanpa basa-basi kami langsung masuk ke rumah makan yang menyediakan seafood.
Sisa-sisa makanan para pelahap maut
Kami makan dengan begitu lahap, meminta tambahan sambal, nasi pun banyak dan ternyata harga makanannya mahal. Kami semua hanya geleng-geleng kepala, karena sambal pun dikenakan biaya. Tapi yasudahlah, makanannya juga sudah masuk ke perut. Ikhlaskan saja.
Setelah makan, kami mencari penginapan. Di sekitar pantai, hampir setiap rumah disana dipaksakan untuk menjadi penginapan. Ukurannya sangat kecil, kira-kira hanya 2x2, satu tempat tidur yang mungkin dari busa, satu bantal, lampu dengan cahaya yang sangat minim, kamar mandi luar dan dengan kisaran harga Rp 50.000-Rp 150.000.
Akhirnya kami mendapatkan satu penginapan yang agak jauh dari Pantai Santolo. Namanya "Citra Agung". Kamarnya yang kami sewa cukup luas dengan tarif Rp 225.000. Fasilitasnya: 1 tempat tidur King Size, 2 single bed, 1 TV, 1 kipas angin dan kamar mandi dalam! Kamar ini bisa menampung lebih dari tujuh orang. Dengan keterbatasan kami dalam masalah keuangan, kami menawar harga penginapan menjadi Rp 210.000, artinya setiap orang dalam kelompok kami hanya membayar Rp 30.000.
Ombak yang besar
Bermain di Pantai!
Setelah itu kami habiskan waktu dengan bermain di pantai dan menyaksikan sunset. Kami tidak henti-hentinya bermain air dan menerjang ombak yang cukup besar. Kami tertawa, saya mengambil beberapa foto, dan ada juga yang sedang memadu kasih. Setelah menyaksikan sunset, kami kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan beristirahat.
Waktu menunjukkan pukul 22.30 dan kami bersiap-siap untuk pesta bakar. Kami menyiapkan segala peralatan untuk bakar-bakar dan tentu saja dengan kembang api yang sudah kita beli sebelumnya. Kami juga membuat api unggun untuk menghangatkan malam yang berangin di Pantai Santolo.
Dan akhirnya kami melewati pukul 00.00 WIB di Pantai Santolo, Pameungpeuk, Garut bersama teman-teman terbaik yang pernah ada, ditemani api unggun, jagung-sosis-baso bakar, kembang api, desiran ombak, dan dinginnya pasir yang kami injak. Happy new year everyone!
Monday, January 25, 2010
While My Guitar Gently Weeps
Written by
Ayie
about
Photographs,
Photoshoot
sorry for the lack update, friends :)
i still dont know what to tell right now, so i think i just show u these pictures:
All pictures above are taken by Annisa Utami Seminar.
enjoy :)
i still dont know what to tell right now, so i think i just show u these pictures:
All pictures above are taken by Annisa Utami Seminar.
enjoy :)
Subscribe to:
Posts (Atom)