Wednesday, April 27, 2011

Trip Nekat ke Yogyakarta - Part IV

the previous story:
Trip Nekat ke Yogyakarta - Part I
Trip Nekat ke Yogyakarta - Part II
Trip Nekat ke Yogyakarta - Part III
-------------------------------------------------------------------------

Minggu, 3 April 2010. --Yogyakarta hujan pagi ini

Saya bangun rada siang. Saya bangun kira-kira jam 9an dan suara air turun membuat saya sadar bahwa pagi ini hujan lumayan deras. Dewa ternyata dari jam setengah 7 pagi sudah pergi bersama teman semasa SDnya ke Gereja. Saya cuma sama Ariawan, dan kita memutuskan untuk langsung sarapan dan pergi ke Museum Affandi.

Setelah membersihkan diri, saya mengajak Ariawan untuk makan di restoran sop ayam yang sudah pernah saya datangi dan saya pikir itu cukup murah. Saya inget, letak restorannya di jalan sosrowijayan. Jadi saya dengan percaya dirinya mengajak Ariawan pergi kesana.. Eh ternyata restoran itu sudah pindah tempat...! Tapi Ariawan, masih mau diajak makan sop ayam itu! Ada tukang becak yang ngasih tau tempat barunya dan dia bilang sih dekat. Aku udah sedikit curiga, deketnya deket Jogja sih bikin kakiku gempor! Hahaha. Tapi akhirnya kita jalan, dan ternyata tempat sop ayam itu udah pindah di Jalan Mataram.

Saya dan Ariawan akhirnya menikmati sop ayam ditemani gerimis yang romantis... Setelah itu, saya melihat ada semacam cafe kecil bernama Artemy yang menjual ITALIAN GELATO!!!! Sumpah, saya seneng abis pas liat cafe kecil itu! Saya pecinta Italia dan saya kangen makan GELATO asli Italia... Makanya, sebelum kembali ke penginapan... Saya ngotot ke Ariawan, pengen makan ice cream disitu. Setelah masuk cafe kecil itu, tempatnya memang enak... Tapi pilihannya masih sedikit... Pilihannya cuam tiramissu, vanila, peach manggo, sama satu lagi coklat kalo gak salah... Saya pesan peach manggo, dan ternyata LARANG TENAN harganya! Rp 10.000 satu scoop! Kalo udah di Indonesia gini sih berasa mahal banget ya, padahal waktu saya di Eropa harganya 4 euro dapet 3 scope... Uh... Tapi, ya lumayan enak sih.. Tapi gak seenak gelato...

Setelah makan ice cream mahal yang gak terlalu memuaskan, saya dan Ariawan berangkat ke Museum Affandi naik trans jogja. Boook, ini lama nunggu trans jogjanya.. sampe rada berlumut saya di halte trans jogja itu... Tapi akhirnya kami sampai dan bertemu Dewa disana...


Lukisan-lukisan dan barang-barangnya Affandi


Jujur, saya gak pernah mengerti tentang lukisan, gaya lukisan, aliran lukisan.. Saya gak ngerti, sama sekali... Saya awalnya cuman tertarik sama bentuk bangunannya, karena waktu saya pernah lewatin museum itu.. Saya emang tertarik.. Haha..

Memang saya berdecak kagum saat lihat karya-karya Affandi, tapi ada beberapa lukisan yang saya gak bisa nangkep artinya (maklum bego). Cuman saya, Dewa dan Ariawan sama-sama berteriak: “My eyes! My eyes!” Karena kami harus berpikir akan maksud dari lukisan yang dibuat, belum lagi kadang kami gak ngerti bentuk apa yang digambar itu... Kami sok tahu mengartikan beberapa lukisan dan kami hanya tertawa setelah berdiskusi tentang apa arti lukisan tersebut. Bodoh sekali... Haha


Dewa yang lagi sok mikirin arti lukisan


Setelah dari Museum Affandi, Dewa mengajak kami ke Ambarukmo Plaza.. Karena sudah dekat.. Yang ini saya ngotot untuk jalan saja ke Ambarukmo, karena saya sudah pernah jalan dari Sapphire Square ke Ambarukmo Plaza dan saya rasa itu dekat... Anehnya, Ariawan bilang jauh dong! Aneh banget dia ini... Pokoknya akhirnya kita jalan ke Ambarukmo Plaza...

Nyampe Ambarukmo Plaza, kami Cuma lihat-lihat sedikit dan duduk-duduk di food court, tanpa memesan apapun. Tolong dicatat: TANPA MEMESAN APAPUN. Kami hanya ngobrol-ngobrol, duduk-duduk, ketawa-ketawa... Tanpa memesan apapun.. Aku rasa, muka kami sudah sangat tebal sekali, maklum mahasiswa nekat, mana ada duit buat makan mahal-mahal...

Setelah dari Ambarukmo Plaza, kami memutuskan untuk pergi makan ke tempat yang lebih murah. Saya lupa Ariawan mengajak kami ke daerah mana, pokoknya daerah mahasiswa.. Jadi makanan pun harganya murah-murah... Kami naik bis kota, dan jujur saya gak tau tarifnya... Saya bayar Rp 5.000 ke kenek bis buat saya dan Dewa dan dia gak ngasih kembalian. Terus saya tanya ke Ariawan, “kamu bayar berapa?”, “dua rebu”, jawab Ariawan. Terus saya tanya ke keneknya, “Mas, kok saya gak dapet kembalian? Bukannya dua ribu?”, terus keneknya jawab sambil melengos, “Gak, memang dua setengah”. KENEK SIALAN GAK TAU DIUNTUNG! BUAT MAHASISWA KERE YANG LAGI BEKPEKERAN 1000 itu sangat berarti MAS! Saya sempet kesel dikit, tapi yaudah deh.. itung-itung amal *sombong.

Ternyata, Ariawan mengajak kami ke Spesial Sambal. Tempatnya termasuk kecil, tapi yah yang penting sih mengisi perut kami. Saya ini pecinta sambal, makanya saya rada excited ngeliat tempat makan ini. Saya liat menu sambal yang paling pedas diantara semuanya, disitu tertulis “Sambel Terasi Segar”. Jadi saya tanpa ragu-ragu langsung memesan sambal yang paling pedas.


Sambel yang katanya paling pedes


Setelah semua pesanan kami datang, saya sudah tidak sabar untuk merasakan sambal yang katanya paling pedas! Saya ambil secuil ayam, terus saya cocol ke dalam sambal, saya masukkan ke mulut saya, saya rasakan menggunakan indra perasa saya.... Sekali kunyah, dua kali kunyah, 3 kali kunyah, 4 kali kunyah... HOI PEDESNYA DIMANA HOOOOOOOOOOOOOOOOOOOIIII!!!! Sumpah saya kecewa, tapi yasudahlah daripada gak pake sambal... Jadi saya nikmati aja makanannya...

Setelah selesai makan, ternyata ada yang tidak rela kami cepat-cepat meninggalkan Spesial Sambal. Hujan deras mengguyur kota Jogjakarta. Diantara kami tidak ada yang membawa payung, jadi kami harus menunggu sampai hujan reda. Saya dan Ariawan sudah kebelet boker, Dewa sudah sangat mengantuk... Jadi kami sempat diem-dieman di Spesial Sambal... Semuanya sedang berusaha mengatasi masalahnya masing-masing (lebay), sampai akirnya kita nekat hujan-hujanan sedikit dan akhirnya kami menaiki trans jogja untuk membeli tiket bis pulang.

Kami beli tiket bis Kramat Djati untuk pulang ke Jatinangor. Letak poolnya ada di Pasar Terban, dan sesampainya disana hujan turun lebih deras lagi... Saya dan Ariawan udah gak tahan buat boker, tapi gak ada cara lain untuk pulang. Halte trans jogja lumayan jauh, bis umum gak ada yang lewat pasar terban... Jadi akhirnya kami mengambil satu keputusan: TAKSI. Yak, backpacker mana yang naik taksi!? Tapi yasudahlah, akhirnya kami bertiga sampai penginapan tanpa kehujanan dengan biaya Rp 20.000 sial. Sial sungguh sial, tapi apa mau dikata.

Setelah sampai di penginapan, lagi-lagi kami membersihkan diri dan memutuskan untuk makan malam di Angkringan lagi. Kami agak-agak lelah dan sedikit mempersiapkan diri untuk pulang esok hari.

Bersambung ke Jogjakarta Part V

2 comments:

  1. sambalnyaaaaaaa . yummy >.<
    jadi laper liatnya.
    anak bekpeker ya? :D keren"

    btw, alamatnya sambal di jogja itu dimana ya? hehehe

    ReplyDelete
  2. @radira: sambalnya biasa aja kook, tidak sepedas yang aku kira. :)) aduh alamatnya dimana ya aku gak inget, tapi googling aja dia banyak cabangnya kok lumayan terkenal.. Nama restorannya Spesial Sambal

    ReplyDelete

Thank you :)